Standar penilaian beauty contest
Komunitas Lovebird Indonesia
Dalam Lomba Suara dan Kecantikan Lovebird KLI Cup 2013 yang
digelar Komunitas Lovebird Indonesia (KLI) di Jogja, Pada hari Minggu tanggal 23
Juni 2013 lalu, banyak memunculkan pro dan kontra terhadap hasil penilaian tim
juri, khususnya dalam kontes kecantikan (beauty contest)
burung lovebird. Berkaitan dengan hal itu, Om Ben selaku Presiden KLI
memberikan penjelasan di grup KLI facebook yang perlu kiranya menjadi rujukan.
Berikut ini penjelasannya.
Om Ben KLI, Presiden Komunitas Lovebird Indonesia (KLI)
Banyak yang bertanya :
- Mengapa lovebird yang kelihatannya biasa-biasa saja bisa menjadi juara di beauty contest ?
- Poterek Kuning, lovebird lutino, yang mempunyai warna merah tidak ngalung, tetapi kok bisa juara pertama ?
- Ada juga peserta yang bertanya, “Lovebird saya ini jenis langka. Warnanya antik. Harganya mahal. Kok malah tidak juara ?”
Semua keluhan dan pertanyaan itu bisa difahami, mengingat lovebird beauty contest memang masih jarang digelar di
Indonesia. Selama ini, para event organizer (EO)
terpaku melombakan lovebird dalam konteks suara semata, tidak berbeda dari
jenis burung kicauan lainnya.
Di sejumlah negara Eropa dan Asia, kemudian di Amerika Serikat,
Kanada, dan Australia, kontes lovebird lebih identik dengan kontes kecantikan,
bukan kontes suara. Maka ketika hal tersebut coba diterapkan di Indonesia,
sangat wajar jika sebagian peserta belum mengenal betul seluk-beluk penilaian
kecantikan dari burung cantik ini.
Karena itu, lovebird semahal apapun tetap sulit menjadi juara
kontes kecantikan jika memang tidak memenuhi sembilan (9) kriteria penilaian,
yang akan dijelaskan secara gamblang dalam artikel ini.
“Jangan
mentang-mentang lovebird koleksinya langka dan mahal, lalu beranggapan bahwa
dialah yang paling pantas menjadi juara. Memang tidak gampang memberikan
penjelasan kepada lovebird lovers
yang terjebak dalam pemikiran bahwa kontes kecantikan lovebird itu identik
dengan kontes warna. Tidak !, Karena
warna, dalam penilaian kontes kecantikan lovebird, hanya salah satu dari 9
kriteria penilaian.”
Memang butuh waktu dan proses tersendiri dalam memberikan
pembelajaran kepada penggemar lovebird di Indonesia. KLI pun memahami hal itu
dan siap memberikan sosialisasi berkesinambungan mengenai kriteria atau standar
penilaian kontes kecantikan lovebird.
Berikut ini standar penilaian Lomba Kecantikan Lovebird
versi KLI yang dirumuskan oleh rekan-rekan di KLI. Apabila ingin mengadopsi
sistem penilaian tersebut, silakan saja, asal jangan lupa menginformasikannya
ke KLI terlebih dulu.
DASAR PENILAIAN
(SUMBER TULISAN DAN GAMBAR
ADALAH DOKUMEN GRUP KLI)
Penilaian kecantikan seekor burung lovebird bukan hanya
difokuskan pada keindahan warna bulunya saja, melainkan juga terletak pada keharmonisan
karakteristiknya, antara lain: bentuk, warna, ukuran, kondisi, dan tingkah
laku sepanjang periode penilaian.
Setiap orang (juri) memiliki selera yang berbeda-beda dan ini
harus dihormati. Namun semua juri tetap harus mengikuti aturan main yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, meski berbeda selera, tetapi standart dan pedoman penilaian
yang digunakan tetap sama.
BAGIAN LOVEBIRD YANG DINILAI
Bagian-bagian dari lovebird yang harus diperhatikan dan menjadi
titik penilaian juri adalah sebagai berikut:
1. Bagian kepala
·
Bagian kepala harus
berbentuk bulat seperti koin, dengan
·
bagian jidat / kening
agak menonjol.
·
Selain itu, kedua mata
burung juga terlihat bersih.
·
Paruh tidak cacat atau
tanpa baret (goresan).
Pada gambar di atas,
silakan perhatikan burung di sebelah kanan. Kepalanya terlihat bulat. Adapun
burung di sebelah kiri memiliki kepala yang agak gepeng, sehingga mengurangi
penilaian.
Pada gambar di atas,
sebelah kiri, mata burung terlihat bersih. Pada gambar di sebelah kanan, paruh
burung terlihat nyaris sempurna, tanpa cacat atau tanpa ada bekas goresan.
2. Bagian dada
· Dada harus bidang.
Jika dilihat dari samping terlihat meruncing hingga ke bagian ekornya.
· Bagian dada harus
mencerminkan species lovebird yang bersangkutan. Misalnya, pada jenis fischeri,
warna merah pada bagian dada harus merata hingga bagian perut. Lihat gambar di
bawah ini :
Pada gambar di atas, burung di sebelah kiri
dan kanan sama‐sama jenis fischeri
pastel green. Tetapi dari sisi warna, terlihat sangat jelas perbedaan keduanya.
Burung di sebelah kiri memiliki bagian dada berwarna merah, tetapi merahnya
tidak mencerminkan seekor fischeri. Sedangkan bagian hijau pada sisi perut
penuh dengan bercak‐bercak kuning.
Bandingkan dengan
burung di sebelah kanan. Dada bidang, meruncing hingga ekor, merahnya tegas
hingga ke bagian perut, dan warna hijau di bagian perut pun tidak
terkontaminasi oleh warna lain.
· Adapun untuk jenis
personata, warna pada bagian dada harus senada dengan bagian leher, sehingga
seolah‐olah membentuk kalung
yang melingkar. Silakan lihat gambar di bawah ini :
Gambar di atas menunjukkan “warna pada bagian dada harus senada dengan
bagian leher, sehingga seolah‐olah
membentuk kalung yang melingkar”. Perhatikan bagian leher belakang. Bandingkan foto burung di
atas, baik di sebelah kiri, tengah, dan kanan.
3. Warna
· Warna harus tegas pada
setiap bagiannya, sehingga seperti menbentuk blok atau klaster tersendiri.
· Lihat ilustrasinya
pada gambar di bawah ini:
4. Bagian punggung bawah
· Jika dilihat dari
depan atau belakang, bagian punggung hingga ekor membentuk
·
garis lurus. Sedangkan
bagian ekor membentuk huruf V
·
Hal lain yang dinilai
adalah bagian kloaka yang harus bersih.
5. Bagian sayap
·
Sayap burung harus
rapat ke badan dan tidak turun.
·
Bulu–bulu harus dalam keadaan lengkap.
6. Bentuk keseluruhan (harmonisasi)
· Penilaian ini lebih
ditekankan pada keharmonisan bentuk badan lovebird secara keseluruhan.
· Juri juga akan
memeriksa apakah ada cacat pada tubuh burung, misalnya kuku hilang, paruh
rompal / gompal / retak, bulu-bulu
kurang lengkap, dan sebagainya.
7.
Kondisi
·
Yang dimaksud kondisi
di sini adalah tingkat kesehatan burung.
·
Apakah burung terlihat
lesu, kurus, kotor, dan sebagainya.
8.
Ukuran
· Ukuran yang baik
adalah besar.
· Jika kita
menbandingkan dua species lovebird yang sama dengan ukuran tubuh yang berbeda,
maka yang bertubuh lebih besar akan memperoleh nilai plus.
9.
Tingkah
laku
· Burung harus terlihat
tenang dan tidak takut dengan juri.
· Jika burung memiliki “kelebihan”
tersendiri, misalnya kecerdasan dalam berinteraksi, maka ini bisa menjadi nilai
tambah tersendiri.
Semua penilaian akan dimasukkan dalam Tabel Skala Penilaian seperti berikut ini:
Jika nilai yang dikumpulkan tidak mencapai batas minimum, maka
burung dianggap masuk kategori kelas yang bawah.
Contoh, jika seeekor burung nilainya mencapai 72, maka dia tetap
dianggap masuk ke dalam kategori SEDANG, dan tidak
bisa dikatrol ke kategori BAIK.
Demikian standar penilaian lomba / kontes kecantikan lovebird.
Semoga bisa menjadi pemahaman para lovebird lovers di seluruh Indonesia.
Sebagai penutup, berikut ini gambar para juara dan nominasi
lovebird dalam BVA 2012, yang bisa menjadi bahan referensi kita bersama.
Silakan diperhatikan satu-persatu burung, kemudian disesuaikan
dengan berbagai kriteria penilaian seperti telah dijelaskan di atas.
JUARA DAN NOMINASI
LOMBA KECANTIKAN LOVEBIRD BVA 2012
ARTIKEL TERKAIT TENTANG LOVEBIRD
ARTIKEL TERKAIT
TENTANG MUTASI WARNA