Mutasi Warna
Lovebird (2):
Apa
untungnya mutasi ?
Popularitas lovebird terus menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini bukan hanya terjadi di Indonesia,
tetapi juga sebagian besar negara di dunia. Makin populernya lovebird, selain
burungnya memang cantik, juga karena ragam warna yang sangat luas akibat
perencanaan genetika melalui mutasi warna. Karena itu, jika Anda bisa
merencanakan anakan dengan warna tertentu, makin laris produk breeding Anda,
meski mau tak mau harus memahami mutasi warna pada lovebird.
Untuk memudahkan pemahaman tentang
mutasi, saya akan memberi ilustrasi mengenai beragam jenis ayam yang ada saat
ini. Ada ayam kampung, ayam cemani, maupun ayam hias seperti ayam ketawa,
serama, dan sebagainya. Dulu, ribuan atau jutaan tahun lalu, ayam-ayam ini
tidak pernah ada. Yang ada hanya ayam hutan merah (Gallus gallus), ayam hutan
abu-abu (Gallus sonneratii), ayam hutan Ceylon (Gallus layayettii), dan ayam
hutan hijau (Gallus varius).
Faktor iklim, lingkungan,
domestifikasi (penjinakan), dan perkawinan silang menjadi penyebab terjadinya mutasi
alam, sehingga muncul beragam jenis ayam seperti disebutkan di atas. Mutasi
alam ? Ya, karena memang tidak direncanakan.
Tetapi mutasi juga bisa direncanakan,
sebagaimana terjadi pada bekisar, tiktok, blacken, mozken, dan sebagainya.
Bekisar merupakan hasil perkawinan tak lazim antara ayam hutan jantan dan ayam
kampung betina. Tiktok (mule duck) adalah persilangan antara mentok jantan dan
itik jawa betina. Jika dibalik, mentok betina dan itik jantan, hasilnya adalah
itik serati atau di Brebes disebut itik blengong.
Blacken dan mozken, masing-masing
hasil persilangan antara burung blackthroat dan burung kenari, serta burung
mozambik dan burung kenari. Perkawinan antara dua burung yang berbeda spesies
hanya bisa menghasilkan keturunan (dan biasanya berbeda bentuk dari kedua
induknya) jika kedua spesies ini masih satu genus (bisa juga subfamily /
subkeluarga), dengan syarat harus memiliki persamaan jumlah kromosom dalam
setiap selnya.
Hal serupa juga dijumpai pada
lovebird. Dulu, lovebird hanya terdiri atas 9 spesies murni (silakan cek Halaman Loverbird).
Dalam perkembangannya, setiiap spesies bisa memiliki varian-varian baru akibat
mutasi warna, terutama yang direncanakan.
Sejarah mutasi warna
pada lovebird
Sejarah mutasi warna pada lovebird
terjadi di Becky Anderson Bird Farm, Michigan, AS, pada tanggal 18 Januari
1997, ketika anakan menetas dengan warna berbeda dari kedua induknya yang
sama-sama jenis muka salem atau peach-faced lovebird (Agapornis roceicollis).
GREEN OPALINE DAN MUKA
SALEM
Meski warnanya tetap hijau, namun
hijaunya jauh lebih terang daripada induknya. Yang menyolok, anakan ini
memiliki tudung / kerudung berwarna merah oranye mulai dari bagian muka /
wajah, kepala, hingga dada.
Sedangkan kedua induknya, sesuai
dengan namanya, memiliki warna merah-oranye hanya pada bagian muka dan separo
kepalanya.
Anakan inilah yang kemudian disebut
Green Opaline, yang kemudian dikawinkan silang dengan berbagai jenis lovebird
lainnya sehingga menghasilkan belasan variasi warna baru. Kisah lengkap
mengenai green opaline bisa dibaca kembali pada artikel ini.
Dalam beberapa dekade terakhir, mutasi
warna pada lovebird lebih didominasi oleh mutasi buatan atau mutasi yang
direncanakan, yang sebagian materinya akan dikupas dalam artikel berseri ini.
Keragaman warna dan banyaknya spesies membuat lovebird menjadi salah satu
burung peliharaan yang paling leluasa dieksplorasi dalam hal mutasi warna.
Mutasi warna juga sering dilakukan para penangkar burung paruh bengkok (parrot)
lainnya, gelatik jawa, kenari dan burung finch lainnya seperti gould amadine.
Pemahaman mengenai
mutasi
Semoga dua ilustrasi di atas, yaitu
mutasi gen pada beberapa jenis unggas serta sejarah mutasi warna lovebird,
mulai membuka pemahaman sobat-sobat kicaumania khususnya para penangkar
lovebird.
Apa yang dimaksud dengan mutasi ?
Mutasi berasal dari kata mutatus yang
berarti perubahan. Mutasi bisa diartikan sebagai perubahan materi genetik (DNA)
yang dapat diwariskan secara genetis kepada keturunannya. Makhluk hidup yang
mengalami mutasi disebut mutan.
Mutasi dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan variasi genetik, sehingga bisa diperoleh organisme yang unggul.
Dalam konteks lovebird, mutasi khususnya mutasi warna sangat penting untuk
menghasilkan puluhan varian warna baru, sebagaimana dijumpai saat ini.
Ruang untuk mencetak varian warna baru
pada lovebird paling luas dibandingkan dengan jenis burung lainnya. Sebab
ketika semua hasil mutasi warna lovebird disilangkan satu sama lain, termasuk
dengan spesies asli seperti lovebird muka salem, maka dapat dihasilkan sekitar
100.000 varian baru dengan kombinasi warna tertentu. Inilah yang akan membuat
lovebird akan tetap disukai para penggemarnya.
Jenis-jenis mutasi
pada lovebird
Jika dipetakan lebih rinci, ada empat
metode pewarisan gen dalam mutasi lovebird, yaitu:
•
Mutasi dominan autosomal
•
Mutasi resesif autosomal
•
Mutasi dominan sex-linked
(rangkai-kelamin)
•
Mutasi resesif sex-linked
Masalah ini akan saya jelaskan
sebagian saja pada Seri 2, Selebihnya, akan dikupas lebih detail pada seri-seri
berikutnya.
Beberapa istilah
genetika terkait mutasi warna
Sekarang kita pahami dulu beberapa
istilah genetika yang berkaitan dengan mutasi warna lovebird, seperti normal,
visual, single factor, double factor, fenotip, dan genotip. Karena hal ini akan
sering muncul dalam pembahasan artikel ini.
1.
Normal
Istilah normal
akan sering muncul ketika kita menyebutkan tipe induk jantan atau betina yang
akan dijodohkan dalam rangka memperoleh anakan hasil mutasi warna dengan tipe
yang diinginkan.
Apa artinya
normal ? Normal adalah tipe asli, original, atau tipe burung ketika masih di
alam liar / wild type. Sebagai contoh, untuk lovebird muka salem atau
peach-faced (Agapornis roseicollis), yang disebut normal adalah warna hijau
(green). Setiap jenis lovebird memiliki tipe normal yang berbeda-beda.
Tipe normal pada
umumnya bersifat dominan. Jadi, jika induk jantan tipe normal dikawinkan dengan
induk betina bukan normal (misalnya lutino, albino, opaline,
dll), maka gen induk jantan bersifat dominan. Sehingga gen induk betina akan
tertutupi (resesif) oleh gen normal yang dominan. Ada beberapa kasus tertentu
di mana gen normal tidak bersifat dominan.
2.
Visual
Istilah ini kalau
diterjemahkan agak rumit. Visual adalah tipe individu lovebird yang secara
fenotip (terlihat oleh mata kita) seperti tipe normal. Tetapi secara genetik
(melalui pemeriksaan DNA), sebenarnya mengandung dua gen: normal dan gen
resesif. Hal ini biasa terjadi pada perkawinan induk A tipe normal dan induk B
resesif. Karena normal bersifat dominan, dia menutupi gen resesif.
Visual juga bisa
terjadi antara dua induk yang semuanya bukan tipe normal. Misal induk jantan
dengan gen A yang bersifat dominan dikawinkan dengan induk betina dengan gen B
yang resesif. Anaknya secara visual terlihat sebagai gen A, meski dalam
darahnya terdapat juga gen B.
Dalam ilmu
genetika, visual adalah individu carrier atau (pembawa sifat / gen tertentu),
tapi tak muncul dalam penglihatan manusia. Dalam perkawinan silang lovebird
atau burung parrot lainnya, istilah visual biasanya diikuti dengan kata “split”
atau “split to”.
Misalnya : normal
split blue. Itu berarti anakan memiliki warna normal, tetapi sebenarnya secara
genetik juga mengandung gen tipe biru.
3.
Factor
Factor adalah
istilah untuk gen atau pasangan gen (alel) yang membawa sifat-sifat tertentu.
Ada dua jenis factor di sini, yaitu single factor dan double factor.
Jika alel terdiri
atas dua gen yang berbeda (heterozigot), maka yang muncul adalah single factor.
Misalnya 50% normal dan 50% biru. Maka normal termasuk dalam single factor.
Jika alel terdiri
atas dua gen yang sama, atau homozigot, maka akan muncul double factor. Single factor dan double factor ini nantinya
juga banyak digunakan dalam mutasi dominan.
4.
Fenotip dan Genotip
Dalam bahasa
Inggris, kedua istilah ini ditulis dengan phenotype dan genotype. Gen yang
diwariskan induk jantan dan induk betina kepada anaknya bisa muncul dalam dua
bentuk: fenotip dan genotip.
Fenotip adalah
penampilan lovebird seperti yang terlihat oleh mata kita (sama seperti
penjelasan visual). Peach-faced lovebird tipe normal ketika dikawinkan dengan
lutino, misalnya, menghasilkan anakan yang terlihat hijau alias normal. Jadi,
apa yang terlihat itu adalah fenotip.
Tetapi tidak
semua anakan yang terlihat hijau itu hanya mewarisi gen hijau. Sebagian juga
mewarisi gen lutino, hanya saja tidak terlihat (karena bersifat resesif
terhadap normal yang dominan). Keberadaan gen lutino baru bisa diketahui
melalui pemeriksaan DNA. Ini yang disebut genotip.
Tetapi, dengan
ilmu genetika terapan seperti yang sedang kita pelajari, kita bisa memastikan
kalau sebagian anaknya ada yang mengandung gen lutino.
Sekilas tentang Dominan dan Resesif
Autosomal Resesif.
Manusia, hewan, dan tumbuhan mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Sifat-sifat beda yang terdapat pada makhluk hidup dikendalikan oleh materi genetis. Materi genetis ini berupa substansi yang disebut gen. Jumlah gen sangat banyak untuk menyeimbangi banyaknya makhluk hidup. Kumpulan gen-gen tersebut disebut kromosom. Kromosom akan menempati sebuah sel, dan sel tersebut memiliki kromosom yang berbeda-beda. Ada dua macam kromosom yang ada dalam sel kelamin, yaitu kromosom X dan kromosom Y. Pada wanita kromosomnya adalah XX dan pada pria adalah XY.
Pewarisan dari mutasi resesif memerlukan adanya sepasang kromosom dengan mutasi tersebut agar dapat ditampilkan dalam bentuk fisik.
Manusia, hewan, dan tumbuhan mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Sifat-sifat beda yang terdapat pada makhluk hidup dikendalikan oleh materi genetis. Materi genetis ini berupa substansi yang disebut gen. Jumlah gen sangat banyak untuk menyeimbangi banyaknya makhluk hidup. Kumpulan gen-gen tersebut disebut kromosom. Kromosom akan menempati sebuah sel, dan sel tersebut memiliki kromosom yang berbeda-beda. Ada dua macam kromosom yang ada dalam sel kelamin, yaitu kromosom X dan kromosom Y. Pada wanita kromosomnya adalah XX dan pada pria adalah XY.
Pewarisan dari mutasi resesif memerlukan adanya sepasang kromosom dengan mutasi tersebut agar dapat ditampilkan dalam bentuk fisik.
Ingat, kromosom dalam sel itu adanya sepasang-sepasang.
Apabila hanya satu kromosom saja yang membawa mutasi resesif (dan satu kromosom lagi bersifat dominan), maka mutasi tersebut tidak nampak secara tampilan fisik, tetapi sifatnya tetap terbawa secara genetis.
Berikut
ini beberapa kasus yang diangkat dalam bentuk pertanyaan untuk menggambarkan
metode pewarisan gen dominan dan resesif.
Pertanyaan 1:
Saya memiliki
sepasang lovebird hijau, kok anaknya bisa biru ?
Jawab:
Meski
kedua orangtuanya terlihat hijau, sebenarnya secara genetik tidak murni hijau.
Anaknya bisa menjadi biru, karena dia menerima gen biru dari bapak dan ibunya.
Itu berarti bapak dan ibunya tidak hijau murni, tetapi hijau split biru. Dalam
pandangan manusia, hijau split biru terlihat hijau. Tapi secara genetik
mewarisi 50% hijau dan 50% biru. Silakan lihat gambar di bawah ini :
Peluang
untuk mendapatkan anakan yang berwarna biru adalah 25%. Pada gambar di atas,
anakan berwarna biru diberi kode 2-4. Yang 25% normal (1-3). Selebihnya normal
split biru, yaitu 1-4 dan 2-3. Karena
tidak terkait dengan jenis kelamin, maka warna biru bisa terjadi pada anaknya
yang jantan maupun betina.
Autosomal Dominant.
Dominant secara harfiah mempunyai arti berpengaruh kuat/tampak menonjol. Berbeda dengan resesif yang memerlukan sepasang kromosom yang sama agar tampak secara fisik (visual), dominant hanya perlu satu kromosom saja agar tampak visual.
Mungkin sebagian dari anda pernah mengalami mengawinkan lovebird hijau dengan biru anaknya semua hijau, hijau dengan lutino (NSL ino) anaknya semua hijau. Kok bisa gitu ?
Karena hijau
sifatnya dominant, dan dominant akan selalu menutupi resesif.
Trus apa bisa hijau dikawinkan
dengan lutino menghasilkan anak lutino (NSL ino) ?
Bisa tapi dengan syarat, hijau nya harus split ino
Bisa tapi dengan syarat, hijau nya harus split ino
Yang termasuk
dominant:
·
Hijau/Green
·
Dominant Pied
·
Slaty
INGAT..."Dominant bisa split resesif, tapi resesif tidak
bisa split dominant".
Kita sering mendengar istilah SF (Single Factor) dan DF (Double Factor), disini penurunan sifat dominan terjadi dengan cara atau mekanisme yang berbeda atau lebih kerennya disebut dengan istilah Partial Dominant/Incomplite Dominant.
Apa maksudnya Partial Dominant/Incomplite
Dominant ?
Seperti yang
kita tahu bahwa setiap keturunan (anak) kecenderungan mewarisi sifat dari orangtuanya,
50% dari ayah dan 50% ibu. Dengan kata lain apabila HANYA SALAH SATU dari orang
tua yang menurunkan mutasi dominan maka disebut SF (Single Factor), namun
apabila KEDUA orang tua menurunkan mutasi dominan maka disebut DF (Double
Factor).
Mutasi Partial Dominant/Incomplite Dominant:
·
Dark Factor
·
Violet
·
Dom.
Edge/Spangle
·
Misty
·
Euwing
·
Pale Headed
(mutasi pada Non-Klep/Roseicollis)
NOTE: SF atau DF yang bisa dibedakan secara
visual HANYA untuk golongan mutasi Partial Dominan. Sedangkan mutasi Dominan
(bukan parsial) tidak bisa dibedakan.
Itulah alasannya kenapa dinamakan PARTIAL (partial=part=sebagian) karena pada SF hanya sebagiannya saja yg terpengaruh efek dari mutasi, tidak menyeluruh seperti DF
Itulah alasannya kenapa dinamakan PARTIAL (partial=part=sebagian) karena pada SF hanya sebagiannya saja yg terpengaruh efek dari mutasi, tidak menyeluruh seperti DF
Pertanyaan 2 :
Saya menjodohkan
lovebird biru dan normal hijau. Mengapa anaknya tidak ada yang biru ?
Jawab:
Hijau
bersifat dominan terhadap biru. Jadi, sebagian anaknya normal split biru, namun
secara visual terlihat hijau. Syarat agar anakan berwarna biru, ia harus memiliki
satu set dari dua gen biru, masing-masing dari kedua orangtuanya.
Jika
induk yang normal hijau bersifat visual (normal split biru), pasti anaknya ada
yang berwarna biru. Lihat gambar di bawah ini :
Pada
gambar di atas, terlihat bahwa 50% anaknya berwarna biru, dan 50% lagi normal
split biru (secara visual terlihat normal alias hijau). Hal ini juga berlaku
untuk induk jantan biru ketika dikawinkan dengan induk betina normal.
Sebaliknya,
jika induk yang normal itu murni (100% normal), semua anaknya tidak ada yang
berwarna biru, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Ketentuan Mutasi Dominan dan Resesif
Berikut
ini beberapa ketentuan mengenai mutasi dominan dan resesif:
1. Sifat dominan selalu menutupi resesif.
Jika burung yang memiliki gen dominan dijodohkan dengan burung dengan gen
resesif, maka semua anaknya terlihat dengan warna gen dominan. Meski demikian,
sebagian anaknya mewarisi gen resesif, namun secara visual tidak muncul.
Biasanya ditulis dengan A split B. A adalah gen dominan, B adalah gen resesif.
2. Untuk bisa memunculkan sifat resesif,
sehingga terlihat oleh mata manusia, maka induk jantan dan induk betina yang
mau dikawinkan harus memiliki sifat resesif. Jadi kedua induk harus memiliki
gen A split B. Contoh sudah dijelaskan pada gambar normal spit biru.
Telur
yang sudah dibuahi sel sperma akan menerima 1 kromosom dari bapak dan 1
kromosom dari ibu (lihat kembali Seri 1). Agar mutasi resesif bisa muncul dan
terlihat mata manusia, maka telur itu harus mewarisi 2 gen resesif. Jika hanya
menerima 1 gen resesif, maka akan tertutupi gen dominan sehingga yang terlihat
mata kita tetap gen dominan.
Sekilas
mengenai Sex-Linked (Rangkai Kelamin)
Mutasi dominan sex-linked dan mutasi
resesif sex-linked hanya terjadi pada jenis kelamin tertentu (jantan saja, atau
betina saja). Setiap jenis gen mutasi sex-linked memiliki sasaran pada jenis
kelamin yang berbeda-beda. Misalnya, loverbird jenis pearl adalah mutasi
resesif yang hanya muncul pada burung betina.
Apabila sebuah mutasi terdapat di dalam kromosom sex maka kita akan berhadapan dengan metode pewarisan sifat Sex-Linked (SL) resesif atau Sex-Linked (SL) Dominant. Agar pembahasan tidak terlalu melebar kita tidak akan membahas Sex-Linked (SL) Dominant, dikarenakan metode pewarisan tersebut untuk saat ini tidak terdapat pada lovebirds.
Apabila sebuah mutasi terdapat di dalam kromosom sex maka kita akan berhadapan dengan metode pewarisan sifat Sex-Linked (SL) resesif atau Sex-Linked (SL) Dominant. Agar pembahasan tidak terlalu melebar kita tidak akan membahas Sex-Linked (SL) Dominant, dikarenakan metode pewarisan tersebut untuk saat ini tidak terdapat pada lovebirds.
Pada burung,
jantan memiliki kromosom X dan X (sepasang), sedangkan pada betina X dan Y
(sepasang juga). Jika suatu mutasi SL ingin tampak terlihat (visual) pada anak
jantan KEDUA INDUKNYA harus menurunkan gen mutasi SL yang sama di kedua
kromosom X anak jantan. Namun apabila anak jantan hanya menerima satu kromosom
mutasi SL dari salah satu induknya, maka anak jantan tersebut hanya SPLIT
mutasi SL.
Bebeda dengan
jantan, karena betina hanya memiliki satu kromosom X, maka anak betina hanya
perlu gen mutasi SL dari SALAH SATU INDUKNYA untuk terlihat secara visual. Loh
ko bisa gitu ?
Ya, karena kromosom Y sifatnya “netral” tidak
membawa infomasi atau warna apapun. Jadi bisa dikatakan betina tidak akan pernah
SPLIT mutasi SL (DITAMPILKAN mutasinya atau tidak sama sekali).
Pertanyaan 1:
Seorang penangkar ingin menjodohkan
lovebird normal jantan dan pearl betina.
Apakah perkawinan
itu bisa menghasilkan anakan pearl ?
Jawab:
Mungkin saja, tetapi itu tergantung
apakah induk jantan merupakan carrier (membawa sifat pearl).
Jika induk jantan merupakan carrier
pearl, misalnya darahnya 50% normal dan 50% pearl (secara visual terlihat
normal), maka semua anaknya akan pearl. Tetapi kalau darahnya 100% normal, maka
anaknya 50% normal dan 50% pearl.
Pertanyaan 2:
Saya memiliki
sepasang lovebird muka salem normal. Tetapi mengapa anaknya ada yang lutino ?
Jawab:
Sederhana saja. Induk yang jantan
terlihat normal, tetapi itu hanya secara visual. Secara genetis, dia juga
memiliki gen lutino (50% normal dan 50% lutino). Karena gen lutino bersifat
mutasi resesif sex-linked, dan hanya bisa muncul pada betina, maka burung
jantan hanya terlihat normal.
Nah, ketika burung jantan yang
memiliki gen 50% normal dan 50% lutino dikawinkan dengan induk betina yang
memiliki gen 100% normal, silakan lihat gambar di bawah ini :
Jadi, hasil perkawinan di atas akan
menghasilkan anakan dengan kriteria berikut ini :
•
25% anak jantan memiliki gen 100%
normal (pada gambar saya tulis dengan angka 1-3)
•
25% anak betina memiliki gen 100%
normal (1-4)
•
25% anak jantan memiliki gen 50%
normal dan 50% lutino (2-3). INGAT: secara visual tetap terlihat normal, karena
gen lutino merupakan mutasi resesif sex-linked yang hanya muncul pada betina.
•
25% anak betina memiliki gen 50%
normal dan 50% lutino (2-4). INGAT: anakan ini lutino, karena lutino merupakan
mutasi resesif sex-linked yang hanya muncul pada betina.
Jadi, menjawab pertanyaan di atas,
meski induk jantan dan betina sama-sama lovebird muka salem normal, tetapi jika
induk jantan membawa sifat (carrier) lutino, ada kemungkinan anaknya lutino
(kemungkinan 25%, dan hanya terjadi pada anakan yang berjenis kelamin betina).
Ketentuan tentang
Mutasi Sex-Linked
Berikut ini beberapa ketentuan yang
berkaitan dengan sex-linked:
1. Burung betina tidak dapat “split to”
atau carrier (pembawa sifat) dari gen yang bersifat sex-linked. Jadi pilihannya
hanya ada dua. Pertama, gen itu muncul (terlihat oleh mata manusia). Kedua,
betina secara genetik sama sekali tidak mewarisi gen yang bersifat sex-linked.
2. Semua burung betina mewarisi gen
sex-linked dari bapaknya. Burung jantan yang bersifat visual memiliki 2 alel,
adapun burung betina hanya memiliki 1 alel. Karena itu, anakan betina hanya
akan menerima 1 alel pada kromosom seks tunggal dari bapaknya. Jika anakan
mendapatkan 2 alel, masing-masing satu dari bapak dan ibunya, dipastikan jenis
kelaminnya jantan.
Dapat disimpulkan,
burung jantan secara visual memiliki double factor (dalam contoh gambar di atas
adalah normal dan lutino). Jika dipasangkan dengan betina normal, maka anaknya
yang betina dan menerima gen lutino akan mengalami mutasi menjadi lutino. Hal
ini tidak akan pernah terjadi pada anakan jantan. Anakan jantan hanya bersifat
carrier alias normal split lutino, namun secara visual terlihat normal.
Hal ini sekaligus
bisa digunakan untuk membedakan jenis kelamin (sexing) anakan lovebird hasil
mutasi warna yang bersifat sex-linked, dari perkawinan antara jantan visual dan
betina normal.
3. Burung jantan bisa bersifat visual
atau split. Ingat, sifat visual atau split hanya berlaku untuk burung jantan.
Ok,
sementara itu dulu. sekali lagi, langsung masuk ke aplikasi ringan untuk
membangkitkan gairah Anda.
Baca Artikel Sebelumnya : Pemahaman Awal Genetika Dasar
•
agapornis.be
•
agapornis.info
•
mutavi.info
•
africanlovebirdsociety.com
•
artikel David Britton: Parrot Genetics
in Color Mutations for Novice Pet Bird Breeders(birdpets.onenessbecomesus.com
ARTIKEL TERKAIT TENTANG LOVEBIRD
ARTIKEL TERKAIT
TENTANG MUTASI WARNA