Anatomi Bulu Lovebird


BAB I
Anatomi Bulu Pada Burung Lovebird


Bulu adalah suatu struktur epidermis yang membentuk penutup luar, pada burung misalnya. Bulu adalah satu ciri utama yang membedakan Kelas Aves dari yang lain.

Bulu berfungsi melindungi burung dari air dan suhu sejuk dan memberikan warna yang kadang kala digunakan sebagai penyamaran dari pemangsa dan kadang kala sebagai cara komunikasi visual. Walaupun setiap bulu amat ringan, bulu burung berat dua hingga tiga kali dibandingkan tulangnya.

Sebagian besar unggas memiliki dua bentuk bulu dasar: bulu luar (pluma) yang berstruktur menyirip dan tampak dari luar dan bulu dalam (plumula) yang berada di dalam lapisan bulu luar dan tidak berstruktur (terurai). Beberapa burung memiliki bulu tipe yang lain, yang berbentuk seperti rambut dan disebut filopluma. Jenis bulu ini, bila ada, mengisi bagian bulu dalam yang lembut. Pada beberapa burung pengicau (Passeriformes), filoplumae tampak membentuk sayap kontur di leher.

Bulu-bulu luar yang tumbuh membentuk sayap unggas disebut sebagai remiges, sementara bulu-bulu luar yang tumbuh membentuk ekor disebut rectrices (tunggal: rectrix). Keduanya merupakan bulu-bulu yang penting dalam menentukan kemampuan terbang.


Bulu pada dasarnya terdiri dari:

1.             Tulang Belakang  / Rachis

Sebuah bagian meruncing panjang di sepanjang bulu terletak di bagian bawah. Rachis bisa kita terjemahkan sebagai batang bulu, dan memiliki cabang-cabang yang disebut barb.

2.             Barbs

Barbs merupakan cabang dari Tulang Belakang/Rachis. Barbs terdiri dari sumbu, ramus, dan banyak cabang berjarak dekat. Barb terdiri atas sejumlah barbule. Barbule pun masih dibedakan lagi menjadi distal barbule dan proximal barbule.

3.             Barbula / Barbules

Terdapat pada ujung Barbs. Setiap barbule terdiri atas sejumlah barbicel, atau kerap disebut juga hooklet. Barbicel sangat berperan dalam menyatukan bulu-bulu menjadi satu kesatuan yang tampak terlihat rapi.

Ketika lovebird atau jenis burung lainnya sedang menyisik bulu-bulunya, pada dasarnya mereka sedang memperbaiki susunan / tatanan bulu-bulunya agar terlihat rapi dan indah.

Setiap hari, burung selalu melakukan aktivitas merapikan bulunya atau disebut preening. Hal ini sekaligus menjadi salah satu tanda burung dalam kondisi sehat.


Yang Mempengaruhi Mutasi Warna Pada Lovebird

Pada 9 Spesies Agarpornis ditemukan berbagai pigmen antara lain  :

1.              Eumelanin

(kristal rodlike berukuran 0,5 - 2 mikron) yang memberi  warna hitam  pada  warna wildcolour.

2.              Psittacin

(berbentuk bulat atau oval kristal,ukuran lebih kecil dari eumelanin) yang bervariasi antara kuning dan merah dalam warna.

Pada bagian bulu yang kita sebut barbs atau pada skala yang lebih kecil di bagian Barbula (Ujung Barbs) perpaduan kedua pigmen diatas akan sangat menentukan warna pada seekor Burung LoveBird.

Apabila kita menggunakan sebuah mikroskop untuk meneliti sebuah potongan Barbs pada Bulu yang berwarna hijau akan tampak 3 lapisan atau cincin, antara lain :


Keterangan :

1.           Lingkar Paling luar atau yang disebut korteks. Lapisan ini berisi pigmen psittacin berwarna kuning.

2.    Lapisan kedua, disebut zona spons (zona berawan), yang tampak terbentuk dari silinder berongga. Zona spons ini berinteraksi dengan cahaya matahari untuk menghasilkan warna biru atau violet tampak menonjol. sementara semua gelombang cahaya lainnya diserap oleh pigmen eumelanin hitam di Pusat/Medulla.

3.        & 4. Pusat, atau medulla, mengandung pigmen eumelanin hitam di sekitar lubang-lubang kecil yang disebut vakuola. vakuola memiliki fungsi refleksi gelombang cahaya tertentu.

Dari uraian di atas terlihat, pigmen warna pada bulu lovebird sejatinya hanya terdiri atas eumelanin (warna hitam / gelap) dan psittacin (warna kuning hingga merah). Psittacin sebenarnya merupakan penyederhanaan dari istilah asli: psittacofulvin.

Sampai di sini, kita sudah melihat posisi kedua pigmen pada tempatnya dalam struktur bulu. Sekarang tinggal masalah cahaya, dalam hal ini cahaya matahari.

Meski terdiri atas sejumlah gelombang cahaya (warna), misalnya inframerah dan violet, kita tidak bisa melihat warna cahaya matahari dengan mata telanjang. Tidak heran jika ada yang menganggap cahaya matahari itu tidak berwarna, netral, tidak bisa dilihat.

Nah, cahaya matahari yang menyinari Bumi, manusia, hewan, tumbuhan, dan alam semesta, ini akan memberikan efek pada masing-masing penerima.

Pada lovebird, cahaya matahari ini akan mengenai bagian barb, kemudian ditangkap pigmen eumelanin. Cahaya matahari juga akan menerpa spongy zone, sehingga terjadi interferensi gelombang cahaya.

Selanjutnya, gelombang cahaya akan dipantulkan sebagai cahaya biru, dan berbaur dengan psitacin (pigmen warna kuning) pada bagian cortex.

Dulu, ketika kita masih duduk di bangku sekolah dasar, ada pelajaran menggambar di mana Pak Guru dan Bu Guru menerangkan bahwa warna biru kalau dicampur kuning akan menjadi warna hijau. Betul? Itulah alasannya mengapa bulu lovebird standar / wild berwarna hijau.

Gambar di bawah ini merupakan ilustrasi mengenai proses terjadinya warna hijau pada bulu lovebird:


Jika disarikan, maka seperti inilah penjelasannya:

  • Cahaya netral matahari ditangkap eumelanin yang ada di dalam barb.
  • Interferensi gelombang cahaya pada spongy zone menyebabkan pemantulan cahaya biru.
  • Cahaya biru berbaur dengan psittacin / pigmen kuning sehingga menghasilkan warna hijau.

PENGECUALIAN   

Pada Agarpornis Roseicollis (Lovebird Muka Salem – Tidak Berkacamata)

Pada Lovebird Muka Salem memiliki perbedaan dengan Lovebird Kacamata dari empat spesies yang ada sehingga membuat jenis spesies ini terlihat agak unik. Lovebird Muka Salem bulunya tidak mengandung melanin, Vakuolanya lebih kecil serta tidak memiliki zona spons.

Barbs pada bagian bawah sampai ketengah memiliki barbula, sedangkan pada bagian atas tidak terdapat barbula.

Barbula hadir berisi campuran psittacins merah dan kuning. Meskipun pada Babula terdapat kandungan pigmen namun akan menunjukkan warna yang berbeda dengan warna merah yang hadir pada spesies Agarpornis Fischeri (Lovebird Kaca Mata Ficher). Hal ini membuat Lovebird Muka Salem berbeda dengan Lovebird Kaca Mata Ficher.

Barbula pada bulu bagian sayap mengandung melanin lebih dari 50% dari panjang Barbs. Fenomine ini menyebabkan Lovebird Muka Salem memiliki bulu sayap yang lebih terang dari Agarpornis Nigrigenis (Lovebird Kaca Mata Pipi Hitam/Black-cheeked Lovebird) dan Agarpornis Personatus (Lovebird Kaca Mata Topeng/Masked Lovebird)












ARTIKEL TERKAIT TENTANG LOVEBIRD

·       MEMULAI PERJODOHAN
·       MASA MEMBESARKAN PIYIK
·       LOVEBIRD LUTINO & ALBINO
·       PENYAKIT PADA LOVEBIRD
·       MENGENAL LOVEBIRD EUWING

ARTIKEL TERKAIT TENTANG MUTASI WARNA

·        MUTASI WARNA PADA LOVEBIRD
·        KEUNTUNGAN MUTASI WARNA
·        ANATOMI PADA BULU LOVEBIRD
·        PIGMEN
·        SABLE HEAD / KEPALA PUTIH