BUDIDAYA GELATIK JAWA
Beternak
Burung Gelatik tergolong lebih mudah daripada burung ocehan lainnya. Prospek
budidaya Burung Gelatik saat ini cukup menguntungkan, hal ini karena populasi
burung jenis ini yang semakin langka. Kunci utama dari keberhasilan budidaya
burung Gelatik ini adalah keseriusan dan ketelatenan.
Biaya
untuk beternak Burung ini tidak terlalu mahal. Disamping pakannya yang mudah,
kandang yang dibutuhkan juga tidak terlalu besar dan cukup mudah dibuat.
Kandang Budidaya
Untuk
ukuran kandang, idealnya berukuran 30 cm x 40 cm untuk setiap pasangnya. Bahan
yang dapat anda gunakan untuk membuat kandang adalah kerangka besi atau
kerangka kayu. Kemudian ditutup dengan menggunakan kawat kasa berukuran 1 cm x
1 cm. Atapnya dapat menggunakan asbes, seng, genting atau tripleks.
Agar
sinar matahari dapat masuk ke dalam kandang dengan maksimal, disarankan untuk
menggunakan kawat kasa. Sinar yang masuk dimanfaatkan untuk berjemur usai
burung mandi, sebab burung ini suka membasahi bulunya dengan air.
Tak ada batasan mengenai penggunaan kandang yang cocok. Model kandang bisa berupa kandang soliter (untuk sepasang induk), kandang koloni / ombyokan (untuk beberapa pasangan induk), maupun kandang aviary / umbaran terbuka.
Rangka kandang pun bisa terbuat dari besi atau kayu. Yang penting adalah kenyamanan dan keamanan bagi penghuninya selama masa berkembang biak tersebut.
Kotak sarang untuk burung gelatik jawa bisa menggunakan media kayu yang dibentuk khusus (glodok) sebagai tempat bertelur dan mengerami telur bagi burung ini. Banyak jenis dan tipe kotak sarang, silakan pilih yang sesuai dan cocok dengan kandang penangkarannya.
Berikutnya adalah menyiapkan bahan penyusun sarang,
misalnya rumput kering, sabut/serabut kelapa, atau bahan lainnya. Masukkan
semua bahan ke dalam kotak sarang, lalu ditekan-tekan dengan tangan hingga
membentuk seperti sarang. Ambil beberapa helai bahan tadi, kemudian diatur
hingga menjulur keluar dari pintu masuk kotak sarang. Ini untuk memancing
burung agar cepat bertelur.
Setelah 7-14 hari dipasangkan, biasanya induk
betina akan bertelur dengan jumlah 5-6 butir dan akan menetas setelah 18 hari
masa pengeraman. Jika diasuh induknya, piyik akan mulai keluar dari sarangnya
pada umur 28 hari. Piyik bisa langsung dipasangi ring untuk dipasarkan atau
dipelihara hingga dewasa.
Mempersiapkan Indukan
Untuk
memulai penangkaran, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan secara benar.
Salah satunya adalah pemilihan calon induk. Agar penangkaran dapat berhasil
dengan baik, maka penentuan induk sebagai F1 harus juga yang benar-benar
terbaik. Dalam menentukan induk tersebut pengetahuan dasar tentang jenis
kelamin, tingkah laku, dan umur burung akan sangat berperan. Jika dapat
mendapatkan indukan yang bagus tentunya upaya penangkaran dapat berjalan dengan
maksimal. Indukan yang baik tentunya berasal dari burung yang baik juga.
Umumnya burung yang baik tersebut dapat diperoleh dari penangkar yang sudah sukses. Harus diketahui pula bahwa kesuburan, warna, dan hal lainnya yang bersifat genetis diturunkan dari induk ke anaknya sehingga dari induk yang baik akan dapat diperoleh anakan yang baik pula. Dari induk seperti ini kita sudah mendapatkan 50% keberhasilan. Sisanya tergantung bagaimana cara kita merawatnya.Berikut ini akan dijelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan agar pemilihan induk yang kita lakukan bisa tepat.
Umumnya burung yang baik tersebut dapat diperoleh dari penangkar yang sudah sukses. Harus diketahui pula bahwa kesuburan, warna, dan hal lainnya yang bersifat genetis diturunkan dari induk ke anaknya sehingga dari induk yang baik akan dapat diperoleh anakan yang baik pula. Dari induk seperti ini kita sudah mendapatkan 50% keberhasilan. Sisanya tergantung bagaimana cara kita merawatnya.Berikut ini akan dijelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan agar pemilihan induk yang kita lakukan bisa tepat.
Pastikan burung betina berusia 1 tahun lebih, agar kualitas anakan lebih terjamin dan jumlah telur mencapai standar, yaitu 5-6 butir per periode peneluran.
Selain itu, pilihlah pasangan induk yang dalam
keadaan tidak mabung atau menunjukkan tanda-tanda akan mabung.
Induk yang siap kawin bisa dilihat dari perilakunya. Induk jantan, misalnya, akan sering berkicau dan lebih aktif di dalam kandang. Kedua induk akan merobek kertas koran yang kita sediakan di lantai kandangnya.
Salah satu karakteristik menyolok dari gelatik jawa
adalah penampilannya yang menjadi rapi, bulu-bulu menjadi rapat dan mulus,
ketika berada dalam kondisi berkembang biak.
Upaya
untuk memperoleh induk gelatik yang baik dapat dilakukan dengan memperhatikan
fisik dari burung tersebut. Fisik yang baik dan sehat akan dapat menghasilkan
anakan yang sehat pula. Berikut ciri-ciri induk gelatik yang baik untuk dijadikan
induk.
1.
Perangai lincah
Burung gelatik harus aktif bergerak ke sana kemari.
Tidak cenderung untuk diam saja. Jika ada sesuatu yang mendekati sangkarnya
otomatis burung ini akan terbang kelabakan. Burung yang diam dikhawatirkan menderita
sakit atau dapat saja sedang mengalami stres. Hal-hal seperti ini dapat
berakibat fatal pada gagalnya usaha penangkaran yang sedang dilakukan.
2.
Bulu tertata rapi dan tidak mengkorok
Bulu yang tertata rapi menunjukkan burung ini
bersih dan tidak sedang mengalami stres. Burung gelatik umumnya merawat bulu
dan menatanya sesudah mandi. Apabila bulunya tampak mengkorok menandakan burung
tersebut sedang menderita sakit.
3.
Dubur bersih
Bagian dubur harus benar-benar diperhatikan dengan
seksama. Bersih tidaknya bagian dubur menunjukkan kondisi kesehatan dari burung
itu sendiri. Jangan pilih seekor burung dengan dubur yang tidak bersih dan di
sekitarnya banyak kotoran. Hal ini menunjukkan bahwa burung tersebut menderita
permasalahan dengan pencernakannya. Dapat saja burung terkena mencret atau
infeksi pada usus atau lambungnya. Yang dikhawatirkan hal tersebut akan menurun
pada anakannya.
4.
Paruh
Pilihlah burung yang letak paruh antara bagian atas
dengan bagian bawahnya simetris. Jangan sampai terpilih yang cacat, yaitu
antara paruh atas dengan bawahnya tidak mengatup secara sempurna. Cacat seperti
ini dapat terjadi akibat perkawinan yang sedarah.
5.
Lingkar mata
Lingkar mata juga merupakan salah satu petunjuk
untuk mengetahui kesehatan burung. Harus diperhatikan bahwa warna lingkar mata
tersebut adalah merah terang bukan pucat. Warna pucat menunjukkan kondisi
burung yang kurang fit. Burung yang baik biasanya memiliki lingkar mata yang
membulat sempurna dengan ketebalan yang rata. Selain itu, lingkar matanya bersih
dan halus, tidak terdapat lekukan-lekukan
Membedakan Jenis Kelamin Gelatik
Membedakan
jenis kelamin Gelatik bukanlah hal yang mudah. Penampilan fisik burung jantan
dan betina hampir serupa. Untuk dapat membedakan kelaminnya, Anda harus
mengamati secara seksama pada bagian paruh, mata, dan suaranya.
Burung
Gelatik jantan memiliki pangkal paruh yang yang lebih tebal, dengan warna merah
tajam yang cantik. Matanya terlihat lebih cerah dan bersinar. Kicauannya lebih
bertenaga dengan frekuensi yang lebih sering dari Gelatik betina.
Gelatik
betina memiliki paruh yang lebih tipis, warna merahnya terlihat lebih muda.
Warna matanya agak pudar. Ukuran tubuh Gelatik betina relatif lebih kecil dari
pejantannya. Suara kicauannya monoton.
Telur
Burung
Gelatik betina biasanya akan bertelur sekitar empat sampai enam butir telur.
Telur-telur tersebut berwarna putih dan akan dierami oleh kedua induknya orangtuanya
(baik jantan maupun betina).